5 Bencana Alam Paling Dahsyat di Indonesia
sumber : act id.com
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia berada pada wilayah rawan bencana. Hampir semua bencana alam dari wilayah Sabang sampai Merauke pernah terjadi di Indonesia. Letusan Gunung berapi, banjir bandang, gempa bumi hingga tsunami nyaris pernah dilalui wilayah dengan kerawanan bencana yang cukup tinggi misalnya pulau Sumatera dan sebagian pulau Jawa.
Tidak ada
satupun manusia di muka bumi yang menginginkan terjadinya bencana alam. Apalagi
dampak buruk yang ditimbulkan seperti hancurnya rumah serta bangunan bahkan
hilangnya ratusan hingga ribuan nyawa tentu saja tidak akan pernah
dibayangkan oleh seluruh ummat manusia. Kehadiran bencana alam memang tidak
pernah bisa di prediksi kedatangannya. Telah menjadi hak prerogatif Yang Maha
Kuasa kapan dan dimana bencana alam akan terjadi. Namun, tidak sedikit bencana
ini juga terjadi akibat ulah manusia yang merusak pilar-pilar keseimbangan alam
seperti pembukaan lahan besar-besaran di tepian sungai atau penggundulan hutan
di wilayah hulu yang pada akhirnya memicu bencana banjir atau longsor yang
mematikan.
Berikut akan
dijabarkan mengenai 5 bencana alam paling parah yang pernah
dialami Indonesia
1. Ledakan
Gunung Krakatau 1883
Gunung
Krakatau yang terletak di selat Sunda, selat tersebut menghubungkan antara
pulau Jawa dan Sumatera. Keberadaan Gunung Krakatau menarik perhatian publik
karena gunung ini dinilai sebagai primadona penghubung antar pulau. Pada tahun
1883 Krakatau atau bangsa Eropa lebih mengenalnya dengan Krakatoa. Bencana yang
diikuti dengan tsunami ini menyebabkan 21.000 nyawa warga lokal lenyap,
terutama karena tsunami yang timbul dari letusan gunung berapi tersebut. Konon,
suara letusan terdengar hingga Perth, Australia. Menurut legenda masyarakat
Sunda, meletusnya Gunung Krakatau ini mengakibatkan terputusnya jalur pulau
Jawa dan Sumatera.
2. Gempa Bumi
dan Tsunami di Sumatera 2004
Mungkin
belum hilang dari ingatan kita betapa dahsyatnya bencana alam yang hingga kini
masih menyisakan haru bagi Aceh dan sekitarnya. Gempa bumi yang diiringi
tsunami ini disinyalir sebagai bencana paling mematikan sepanjang abad 21
terjadi di pulau Sumatera, Indonesia dan Aceh adalah provinsi yang mengalami
kerusakan paling parah. Sedikitnya 230.000 nyawa melayang akibat bencana alam
hebat yang meluluh-lantakkan sebagian pulau Sumatera. Peristiwa ini terjadi pada
pagi hari tangga 26 Desember 2004 dengan episentrum di lepas pantai barat
Sumatra, Indonesia. Gempa bumi dahsyat ini memicu tsunami di sepanjang
pantai-pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan menimbulkan
korban yang sangat besar dan menghancurkan pemukiman-pemukiman di dekat pantai.
Dua belas tahun pasca bencana ini terjadi, sejumlah orang masih dinyatakan
hilang, bangunan serta fasilitas umum masih ada yang belum pulih.
3. Gempa
Tektonik, Yogyakarta 2006
Gempa
tektonik mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006. Gempa dengan kekuatan 5,9
Skala Richter dan berlangsung hanya selama 57 detik telah menewaskan lebih dari
5.700 korban jiwa, melukai puluhan ribu orang, dan menghancurkan ratusan
ribu rumah. Gempa ini terjadi pada pagi hari, dan menyebabkan orang
terperangkap di dalam rumah, khususnya anak-anak dan orang tua, sehingga
mayoritas korban tewas adalah anak-anak dan orang tua
4. Tsunami
Flores, Nusa Tenggara Timur
Pada tahun 1992, gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter menghantam pulau flores hingga dirasakan sampai ke pulau Bali. Sedikitnya 2.000 orang meregang nyawa dan 18.000 rumah rusak. Uniknya, jumlah korban jiwa berjenis kelamin perempuan lebih banyak dua kali lipat dari korban jiwa laki-laki.
5. Banjir
Bandang Langkat, 2003
Banjir bandang yang menghantam Bukit Lawang di Langkat, Sumatera Utara barangkali bisa menjadi bukti nyata kalau penggundulan hutan itu berbahaya. Hujan deras bisa membuat longsor disertai banjir dahsyat dan membuat apa-apa saja yang di depannya hanyut termasuk bangunan tembok yang digunakan warga sebagai hotel dan penginapan.
Banjir yang terjadi di Bukit Lawang 2003 menewaskan 129 orang termasuk di dalamnya 7 warga asing yang berwisata. Selain korban meninggal sekitar 100 orang dinyatakan hilang hingga dipastikan ikut meninggal dunia. Pascabencana banjir bandang, kegiatan pariwisata di Bukit Lawang hancur berkeping-keping hingga warga harus berusaha lagi membangun semuanya dari nol.
0 komentar:
Posting Komentar