Efektifkah? membaca buku sambil mendengarkan musik?
Apakah membaca buku sambil mendengarkan musik menjadi
kebiasaan Anda? Apakah musik tidak dapat dipisahkan dari Anda? Di mana ada
Anda, di situ pasti ada musik, tidak terkecuali saat Anda sedang membaca buku.
Well, bagi sebagian orang, mendengarkan musik saat membaca
buku merupakan hal yang wajib. Keheningan saat membaca buku saaaaangat
menyebalkan! Dengan musik, paling tidak, kita dapat melenyapkan perasaan sebal
itu.
Begitupun sebaliknya saat membaca buku di tempat yang ramai,
seperti perpustakaan. Mendengarkan musik dapat menjadi cara terbaik untuk
menghindari keriuhan yang terjadi di dalamnya.
Akan tetapi, pernahkah Anda bertanya-tanya pengaruh musik
terhadap efektifitas kegiatan membaca? Pernahkah Anda mencoba membandingkan
efektifitas kegiatan membaca buku sambil mendengarkan musik dengan saat Anda
membaca buku tanpa musik?
Penasaran? Ingin tahu pengaruh musik terhadap kegiatan
membaca buku? Nah, sebelum beranjak ke pembahasan itu, mari kita simak dulu
penjelasan tentang kegiatan multitasking. Ini penting, mengingat kegiatan
membaca buku sambil mendengarkan musik merupakan salah satu contoh kegiatan
multitasking.
Kegiatan Multitasking
Kegiatan multitasking adalah kegiatan yang terdiri dari dua tugas atau
lebih yang dilakukan dalam waktu bersamaan. Dalam hal ini, membaca buku sambil
mendengarkan musik merupakan salah satu contohnya.
Pertanyaannya, apakah kegiatan multitasking efektif?
Pada tulisan yang berjudul Technology: Myth of Multitasking, seorang
pakar psikologi dari Universitas San Francisco, Jim Taylor menjelaskan bahwa
efektifitas kegiatan multitasking dipengaruhi oleh jenis tugas yang terlibat.
Lebih jauh, dalam tulisan itu, Taylor menjelaskan bahwa efektifitas kegiatan
multitasking tidak terganggu manakala
1. Salah satu tugas
merupakan tugas yang otomatis
Efektifitas multitasking tidak tergaunggu manakala salah satu tugas yang
terlibat di dalamnya merupakan tugas otomatis. Maksud otomatis adalah bahwa dalam
pelaksanaannya, tidak diperlukan konsentrasi dan fokus.
Sebagai contoh kegiatan menonton TV sambil mengunyah permen. Tugas
mengunyah permen merupakan tugas yang otomatis. Kita tidak butuh konsentrasi
saat mengunyah permen. Bahkan, tugas mengunyah permen dapat kita lakukan tanpa
sadar.
Nah, dalam kegiatan menonton TV sambil mengunyah permen, karena tugas
mengunyah permen tidak membutuhkan konsentrasi, atau dalam kata lain, karena
tugas mengunyah permen merupakan tugas yang otomatis, maka tugas itu tidak
mengganggu konsentrasi kita saat menonton TV. Kegiatan menonton TV tidak
terganggu karena kegiatan mengunyah permen; Keduanya dapat dilakukan dalam
waktu yang bersamaan.
2. Tugas-tugas yang
terlibat melibatkan fungsi otak yang berbeda-beda
Efektifitas multitasking juga tidak terganggu manalaka tugas-tugas yang
terlibat di dalamnya melibatkan bagian otak yang berbeda.
Nah, dalam tulisan di atas, Taylor mencontohkannya dengan kegiatan
membaca buku sambil mendengarkan musik instrumental. Menurutnya, bagian otak
yang digunakan untuk membaca buku berbeda dengan bagian otak yang digunakan
untuk mendengarkan musik instrumental. Karena itulah, mendengarkan musik
instrumental tidak mengganggu kegiatan membaca buku.
Bagaimana halnya dengan membaca buku sambil berbicara di telepon dan
mengirimkan pesan instan di media sosial? Apakah kegiatan multitasking tersebut
dapat dilakukan? Jawabannya, tentu saja tidak!
Masih menurut Jim Taylor, kegiatan multitasking di mana melibatkan
bagian otak yang sama merupakan kemustahilan. Yang terjadi sebenarnya bukanlah
multitasking melainkan serial tasking. Dalam serial tasking, “Rather than
engaging in simultaneous tasks, you are in fact shifting from one task to
another to another in rapid succession,” tulis Taylor. Dalam serial tasking,
alih-alih melakukan tugas-tugas secara serentak, Anda pada kenyataannya
beranjak dari satu tugas ke tugas lain ke tugas lainnya secara cepat. Ini
artinya, saat satu tugas belum selesai, Anda berganti ke tugas lain, begitu
seterusnya hingga rangkaian serial tasking selesai.
Menurut penelitian yang termuat dalam situs American Psycological
Association (APA), serial tasking tidaklah efektif. Saat Anda melakukan serial
tasking, yang terjadi adalah, Anda beranjak dari satu tugas ke tugas lain.
Saat beranjak dari satu tugas ke tugas berikutnya, tentu saja dibutuhkan
waktu, bukan? Secepat-cepatnya kita beranjak dari satu gerakan ke gerakan lain,
tetap saja dibutuhkan waktu, sekalipun hanya sepersekian detik.
Nah, begitu pula saat Anda melakukan kegiatan serial tasking. Waktu Anda
tersita untuk berlalih dari tugas satu ke tugas lainnya. Demikian hingga serial
tasking tersebut selesai.
Mendengarkan Musik saat Membaca Buku
Dari penjelasan mengenai efektifitas kegiatan multitasking di atas,
dengan jelas kita peroleh kesimpulan yaitu bahwa efektifitas kegiatan
multitasking tidak terganggu manakala salah satu tugas merupakan tugas yang
otomatis. Atau, jika tidak, tugas-tugas yang terlibat di dalamnya melibatkan
bagian otak yang berbeda.
Lalu, bagaimana kaitannya dengan kegiatan membaca buku sambil
mendengarkan musik? Karena kegiatan itu (membaca buku sambil mendengarkan
musik) termasuk kegiatan multitasking, maka kesimpulan di atas berlaku juga
untuk kegiatan tersebut.
Efektifitas kegiatan membaca buku sambil mendengarkan musik tidak
terganggu manakala
1. Tugas mendengarkan musik tidak membutuhkan konsentrasi dan fokus,
atau
2. Tugas mendengarkan musik melibatkan bagian otak yang berbeda dengan
bagian otak yang digunakan untuk membaca.
Dalam tulisan Jim Taylor di atas, telah disebutkan bahwa mendengarkan
musik instrumental menggunakan bagian otak yang berbeda dengan bagian otak yang
digunakan saat membaca buku. Dengan demikian, kegiatan membaca buku dapat
dipadukan dengan kegiatan mendengarkan musik instrumental. Atau, dalam kata
lain, Anda dapat membaca buku sembari mendengarkan musik instrumental.
Nah, sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan jenis musik yang
mengandung lirik? Apakah efektif membaca buku sambil mendengarkan musik dengan
lirik?
Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita simak penjelasan berikut.
Sebuah riset mengenai pengaruh musik dalam kegiatan belajar dilakukan
oleh Universitas Wales.
Partisipan dibagi ke dalam lima kelompok yang berbeda. Kelompok pertama
diminta untuk belajar sambil mendengarkan musik (dengan lirik) yang mereka
sukai; Kelompok yang kedua diminta untuk belajar sambil mendengarkan musik
(dengan lirik) yang tidak mereka sukai; Kelompok ketiga diminta untuk belajar
di tempat yang sepi, tanpa musik; Kelompok keempat diminta untuk belajar sambil
mendengarkan ujaran ‘tiga’ yang diulang-ulang; Kelompok kelima diminta untuk
belajar sambil mendengarkan ujaran ‘satu, dua, tiga, dan seterusnya’ yang
disebut secara acak.
Dalam riset tersebut, ditemukan bahwa partisipan pada kelompok ke-3 dan
ke-4 lebih mudah menghapal pelajaran ketimbang partisipan pada kelompok ke-1,
ke-2, dan ke-5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mendengar musik
(dengan lirik), baik musik yang disukai maupun musik yang tidak disukai,
membawa dampak negatif pada kegiatan belajar, termasuk membaca buku.
Menurut Clifford Nass, pakar komunikasi dari Universitas Stanford, hal
itu dikarenakan, bagian otak yang digunakan untuk mendengarkan lirik lagu sama
dengan bagian otak yang digunakan untuk memroses kata (membaca). Hal ini
berarti bahwa ketika Anda belajar (membaca buku) sembari mendengarkan lagu,
otak Anda berusaha untuk memroses dua hal dalam waktu yang sama, yaitu
mendengarkan dan mengiterpretasikan lirik, dan memahami bacaan Anda. Akibatnya,
pemahaman Anda terhadap bacaan pun terhambat oleh tugas untuk menginterpretasikan
lirik.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Jim Taylor. Dalam artikel
Technology: Myth of Multitasking, Taylor menjelaskan, “However, your ability to
retain information while reading and listening to music with lyrics declines significantly
because both tasks activate the language center of the brain.” Kemampuan Anda
untuk memahami informasi ketika membaca sambil mendengarkan musik dengan lirik
menurun secara signifikan karena kedua tugas tersebut mengaktifkan pusat bahasa
dalam otak Anda.
Solusi
Dari penjelasan di atas,
setidaknya dapat kita tarik dua kesimpulan. Yang pertama, mendengarkan musik
berlirik membawa dampak yang buruk bagi kegiatan membaca buku. Yang kedua,
mendengarkan musik instrumental tidak memengaruhi efektifitas kegiatan membaca
buku.
Dengan demikian, Anda masih
dapat menikmati musik saat sedang membaca buku. Pilihlah musik instrumental
sehingga pemahaman Anda terhadap materi bacaan tidak terganggu dengan kegiatan
mendengarkan dan menginterpretasikan lirik lagu.
http://aquariusnote.com/membaca-buku-sambil-mendengarkan-musik-efektifkah/
Selamat membaca! Jangan
lupa beri komentar :